Hari ini adalah hari kedua saya remidi. Setelah kemarin saya memutuskan dengan ikhlas untuk kembali memulai hari pertama. Karena ini mengulang, tentu saya harus lebih berhati-hati dan mengambil hikmah dari kegagalan setelah hari ke-35.

Dari siang tadi tak satu pun ide yang saya temukan. Saya sudah mencoba mencarinya mulai dari kamar, ruang tamu, ruang keluarga, ruang makan, dapur, kamar mandi, teras, dan halaman. Saya tak menemukan ide, kecuali barang-barang yang bergelimpangan penuh kebahagiaan.

Baiklah saya mulai dari kamar. Uuppss...jangan, kamar adalah ruang pribadi. Tak baik membicarakannya di sini. Saya tutup pintu kamar.

Ruang tamu. Ruang tamu sekarang berubah fungsi. Semula ruang tamu ini berfungsi untuk tempat duduk tamu. Jika tamu saya datang, saya mempersilakannya duduk di ruang ini, di kursi jepara saya, yang alhamdulillah cicilannya sudah lunas. Klo kebetulan ada gula di dapur, maka saya akan membuatkan teh manis untuk si tamu. Tapi sekarang ruang tamu ini sudah berubah menjadi ruang belajar mahasiswa UIN Imam Bonjol Padang. Di ruang ini dia kuliah daring. Di atas meja saya lihat laptopnya sedang online. Ada juga media pembelajaran dari karton yang rupanya baru selesai dikerjakannya.

Ruang keluarga. Ruang ini sedikit lebih ramai dari ruang tamu. Mahasiswa STAN yang baru selesai PKL di kantor Bea Cukai Pematangsiantar sedang mengerjakan laporan PKL-nya. Sedangkan saya yang setiap hari memiliki jadwal mengajar daring di SMA N 2 dan Amik Tunas Bangsa, menduduki wilayah meja dan kursi komputer yang ada di ruang ini. Belum lagi aktivitas menulis TantanganGurusiana dan KSN yang saya geluti, membuat wilayah meja komputer saya benar-benar ramai. Buku-buku bertumpuk. Tapi sungguh, semuanya tersenyum bahagia, karena setiap saat saya mencandainya.

Di kamar anak gadis saya. Ini bolehlah saya deskripsikan. Di sini si bungsu saya yang cantik dan imut-imut, yang hobbynya menonton, menyanyi, dan main musik (masih belajar) beraktivitas sehari-hari. Di atas meja belajarnya tergeletak laptop. Rupanya dia baru selesai daring bersama gurunya di SMA N 1 Plus Matauli Pandan. Sekarang dia sedang menyanyikan lagu Aisyah, Istri Rasulullah sambil bermain piano. Selesai menyanyi, dapat saya pastikan dia akan buka laptop dan menonton film Korea. Hemmm...kalau sudah nonton, disuruh makan pun payah.

Saya menuju ruang makan. Di ruang ini sangat ramai. Piring, gelas, sendok, dan sebagainya bercengkrama di wastafel. Berupa-rupa makanan yang siap disantap ada di atas meja. Persedian makanan untuk seminggu juga ada di sana. (Maaf, bukan menimbun barang, tetapi mengurangi aktivitas di luar rumah).

Dapur. Waaahh...ini juga tak kalah ramainya. Kompor gas rinai yang siap memasak apa saja. Mulai dari makanan pokok, makanan sedang, maupun makanan ringan. Mesin cuci yang gagah, yang siap mencuci pakaian kami lebih dari biasanya, tak pernah mengeluh sedikit pun.

Akhirnya saya ke teras belakang. Di sana saya menemukan angrek-anggrek saya yang berlomba berkembang. Mereka seperti tahu isi hati saya. Oh, bungaku, bersemilah terus di hatiku. Hiburlah kami yang sedang risau di tengah pandemi ini.

Nah, di semua ruang sudah kucari. Saya tak menemukan ide. Karena tidak ingin mengulang lagi, maka saya tulislah semua yang saya temukan di rumah saya.

Semoga kita sehat-sehat dan selalu bahagia. Aamiiin ya Robb.

Terima kasih.

.

Pematangsiantar, 2 April 2020

SMA N 2 Pematangsiantar